Ruangan itu hanya disekat dengan pembatas seadanya. Kain panjang bak gorden memisahkan mereka. Si akhwat nan cantik dan lembut di sisi satunya, dan sang ikhwan yang bersahaja di sisi yang lain.
Ta’aruf pertama
Ikhwan : Assalamualaikum…
Akhwat : Waalaikum salam…
Ikhwan : Boleh tahu nama lengkapnya?
Akhwat : Saya Nuruliyah Hemawati
Ikhwan : Saya Abidin Zaelani, biasa dipanggil Abid.
Akhwat : Panggil saya, Nurul saja…
Ikhwan : Usia Nurul berapa ya? Kalau saya 25 Tahun, bekerja sebagai guru SMP Negeri.
Akhwat : Saya 22 Tahun, bekerja sebagai salah satu staff di TK.
Ikhwan : Boleh tahu kriteria suami yang diinginkan?
…..
Dan pembicaraan pun berlanjut seputar masalah tersebut, saling bergantian menanyakan dan mendengarkan alasan masing-masing.
Sang perantara : Ok. Sepertinya sudah tidak ada lagi yang ingin ditanyakan. Kalau begitu, acara disudahi sampai disini. Silahkan melaksanakan sholat istiqarah untuk meminta petunjuk.
Acarapun selesai. Ikhwan pulang melalui pintu yang berbeda dengan si Akhwat.
Ta’aruf kedua
Setelah melaksanakan sholat istiqarah, sepertinya kedua belah pihak mendapatkan kemantapan untuk melanjutkan pada tahap yang selanjutnya, yaitu Nadhor.
Tabir pembatas ruangan antara mereka berdua akan disingkap. Untuk memberi waktu kepada kedua belah pihak melihat wajah masing-masing.
Detik-detik yang menegangkan…
Tabir pun dibuka secara perlahan. Ikhwan dan Akhwat saling bertatapan sesaat, sementara sang perantara menghitung sampai dengan hitungan ke 5, dengan jarak hitungan sekitar satu detik. Dan tabirpun ditutup kembali.
Terlalu cepat? Tentu saja tidak… karena jika terlalu lama, dikhawatirkan pandangan yang kesekian adalah nafsu.
Ta’aruf ketiga
Sang Ikhwan berkunjung ke rumah pihak perempuan untuk berkenalan dengan keluarganya. Dan sang Akhwat hanya bisa mendengarkan pembicaraan sang Ikhwan dari ruangan lain. Mendengarkan setiap pertanyaan orang tuannya yang dijawab dengan penuh sopan oleh sang Ikhwan.
Ta’aruf ke empat
Khitbah. Atau lamaran. Sang Ikhwan sekeluarga datang ke rumah Si Akhwat dengan membawa buah tangan sepantasnya seorang laki-laki melamar perempuan.
Dan tanggal pernikahanpun telah ditentukan.
Mereka berdua tinggal menunggu acara walimahan yang akan menandakan sahnya hubungan mereka berdua sebagai sepasang suami-istri.
Semua proses tersebut hanya ditempuh dalam waktu yang tidak lebih dari dua bulan, dimana dalam setiap jeda selalu diselipi dengan sholat istiqarah untuk memantapkan langkah menuju ke jenjang selanjutnya.
Tak ada keraguan sedkitpun tergambar dalam wajah masing-masing dari mereka. Memutuskan menikah untuk menyempurnakan ibadah dengan orang yang hanya dikenal dalam tempo sesaat, dijalani dengan penuh keiklasan dan keyakinan tentang sebuah niat baik yang akan berakhir dengan baik pula.
Perjodohan yang indah…
Teman : Kamu mau juga Ta’aruf? Kebetulan ada seorang Ikhwan yang bla..bla..bla…
Temannya Teman : Hah? Aku… uhm… anu… *bingung harus menjawab apa*
Moral cerita : Tidak ada yang menakutkan untuk dijalani sepanjang dilandasi dengan niatan baik.
Salam,
Ps : semua nama diatas bukanlah nama sebenarnya.
owalah jadi begini tho proses ta’aruf itu… bagus lah kalo begini caranya, ndak ada acara cium-cium, apalagi sampe adegan ranjang segala kalo ndak enak ditinggalkan.. huek huek..
sangat setuju dengan proses ta’aruf seperti dalam cerita ini!
*dukung wiwik yang mau ta’aruf ;)
iwaaawww…mba wie mau ta’aruf! :roll:
Temannya Teman : Hah? Aku… uhm… anu… *bingung harus menjawab apa*
hahaha…jawabannya sangat logika
wah….semoga dilancarkan ya mbak proses ta’arufnya….ditunggu undangan walimahannya…. *hugs*
cinta itu selalu indah, bagaimana pun kemasannya..
;)
amien, selamat ya, yang mau taaruf….:), apalagi yang taaruf kedua, kala tabir di buka, kayakna di di gawe film salah satu klimaksnya disana ki….:)
pasti pengalaman pribadi! yakin deh!
ngohahahahahahahaha
*mlayu kenceng-kenceng*
lho.. lho.. kok jadi gini sih?
aku cuman menulis apa yang aku liat kok…
*dooh
jadi, namamu sebenernya wiwik siapa???
dan islam itu sangat indah!
hore… ada temen patah hati…
maksudnya,tulisan yang mbak lihat dan alami kan? :D
harusnya ada sinetron yang adegannya kayak gini. Pas buka tabir di dramatisir aja biar tetep menarik. kan bisa jadi budaya tuh…
oh, jadi karena itu ya ke jakarta gada kabar2i lanjutan…
*berniat buang high heel titipan yg kangen tapi ga ditengok2 ama yg punya*
@the bitch, hihi…. nanti aku datang ke jakarta lagi khususon buatmu yak! kemarin waktunya mefet, dan yg perlu dikerjakan buaanyyaakk syekali, nduk. *smoooch*
@thiar : iya tuh, bagus klo dibuat film atau sinetron :D
wah kalo Kurnia baca kayag gini pasti seneng nih….
jadi pengen,,, tapi kalo udah terlanjur g kaya gitu gmn ya?
misal udah pacaran trus misalnya lagi udah tobat (gara2 kejatuhan kelapa dari pohon), trus gmn dong?
mau ta’arup2an kaya gitu khan jadi lucu.. lha wong udah kenal…
Kalau saat nadhor saya tidak tertarik dengan wajah si akhwat gimana? Tulisannya menarik, baru tahu tentang Ta’aruf ini.
hmm… tulisan yang bagus.. thx mba wiwik atas ceritanya :)
mmm.. prosesnya taaruf seperti itu ya.
pengalaman pribadi ya mbak??
*mlayuuuuuuuu
Wah…
Aku jg efektif pendekatan setelah kenalan cuman 2 bulan tuh….
Tapi blas gak kayak gitu :D
ALias berdua ngoboi
(tetep pacarannya setelah nikah)
Jadi pengen nikah :)
You can simply buy college papers online at custom writing services because they will never betray you.
Jadi pengen ta’aruf, tapi ma siapa hadooo
Don’t waste your time for essay creating if you are not professional. You have better to buy essay online.
Bolehkah saat nadhor akhwat mengajak teman wanita atau bukan mahromnya??