“Mbak Wiwik, apakah penggunaan hashtag masih relevan untuk saat ini? Saya merasa hashtag yang saya cantumkan tidak memberikan kontribusi apapun. Hasilnya sama saja dengan postingan yang tidak saya beri hastag.”
Suatu kali salah satu peserta di #kelassinau menanyakan hal tersebut yang lantas saya jawab dengan satu pertanyaan, “Bagaimana cara menggunakan hashtag selama ini?”
Ia kemudian bercerita, mulai dari cara memilih hashtag, jumlah hashtag yang dicantumkan, cara menulis caption, foto atau video apa yang diunggah, dan kapan ia mengunggah postingan tersebut. Hal-hal ini mempengaruhi dan saling terkait kenapa sebuah hashtag menjadi powerful atau sekadar tambahan kata semata dalam rangkaian caption kita.
Seperti biasa, saya mempraktekkan apa yang disampaikan oleh peserta Kelassinau pada postingan di akun instagram saya, untuk mendapatkan “feel” yang dirasakan si penanya. Sekaligus untuk “trial & error” guna mendapatkan tips yang tepat guna.
Mengapa Hashtag masih relevan dan penting untuk digunakan?
Seperti yang kita ketahui bersama, hashtag sangat membantu mengorganisir konten yang kita unggah di Instagram. Menggunakan hashtag yang sesuai dengan target audiens adalah salah satu cara terbaik untuk memperkenalkan (secara tak langsung) keberadaan akun kita kepada (calon) follower. Mesin pencari di Instagram akan menampilkan hashtag paling populer di daftar hasil pencarian terkait kata kunci tertentu yang diketik oleh penggunanya, sehingga para pemakai hashtag tersebut berpeluang untuk ditemukan oleh target audiensnya. Ini salah satu momen bagaimana hashtag mempertemukan kita dengan calon follower atau bahkan follower yang mungkin saja telah melupakan kita.
Penggunaan hashtag yang tepat dan relevan dengan konten yang kita unggah, bisa juga sebagai sarana promosi gratis, mengingat jangkauan hashtag bisa sama luasnya dengan jangkauan ads, yaitu sama-sama menyasar seluruh pengguna Instagram. Bedanya, Ads bisa kita atur lebih spesifik, hashtag menunggu kemujuran supaya bisa jadi top post sehingga reach bisa bertambah luas. Namun dengan trik-trik tertentu, hashtag juga bisa memberikan tambahan jangkauan ke pengguna instagram. Itulah kenapa hingga saat ini, hashtag masih sangat relevan untuk digunakan. Lalu,
Bagaimana cara menentukan hashtag yang tepat?
- Gunakan fitur “hashtag suggestion”.
Untuk dapat menemukan hashtag yang tepat dan relevan dengan koten yang hendak kita unggah di Instagram, gunakan fitur “hashtag suggestion”. Ketik satu kata kunci tertentu yang relevan dengan konten yang hendak kita unggah di kolom ‘search” Instagram, pilih “tags”. Pelajari hasil dari “search suggestion” tersebut, kemudian pilih hashtag yang paling relevan dengan isi konten kita. Sebagai contoh, kita hendak mengunggah konten minuman kopi. Ketik kata “kopi” atau “coffee” di kolom search. Pemilihan kata kunci ini bisa disesuaikan dengan target audiens yang hendak disasar. Saya coba pilih “Coffee” dengan alasan target audiens saya, berdasarkan hasil riset, lebih sering menggunakan kata “coffee” untuk pencarian konten tersebut. Dari hasil search kata “coffee” tersebut, ada dua hashtag yang ditawarkan paling atas, yaitu #coffee dan #coffeelover. Untuk menentukan hashtag mana yang hendak digunakan, kita harus paham dulu, jenis konten kita seperti apa? Apakah isinya terkait dengan penjelasan tentang kopi atau hanya sekadar minuman kopi yang kita potret di sela-sela waktu menunggu? Pilih hashtag yang paling relevan dengan konten tersebut. Setelah menentukan salah satu hashtag tersebut, kemudian pilih “related hashtag” untuk memperluas jangkauan. Gunakan hashtag secukupnya saja, jangan terlalu “abbusive” dalam menggunakan hashtag. Alih-alih jangkauan yang luas, bisa jadi malah tidak dapat porsi ditayangkan karena mungkin dianggap “spam”.
2. Jumlah hashtag yang tepat adalah bagian dari “strategic thinking” untuk kegiatan pemasaran konten kita di instagram. Jumlahnya sangat variatif antara satu konten dengan dengan konten yang lain, namun usahakan tidak lebih dari 10 hashtag (5 hashtag lebih dari cukup jika bisa menemukan hashtag yang tepat untuk strategi yang kita terapkan). Berikut ada beberapa contoh gambar tentang hasil pencarian “hashtag suggestion” yaitu tentang kopi dan tentang tas.
3. Lalukan riset terhadap target audiens dan kompetitor.
Hal ini harus dilakukan sehingga kita bisa tahu hashtag apa yang paling tepat dan diminati oleh target audiens kita. Seperti contohnya pemilihan kata “coffee” daripada “kopi” seperti yang saya sebutkan di atas adalah bagian dari hasil riset, sehingga saya bisa menentukan kata mana yang hendak saya gunakan supaya konten saya lebih mudah ditemukan oleh target audiens. Riset kompetitor fungsinya untuk mengetahui kegiatan apa saja yang mereka lakukan supaya kita juga bisa ada dimana mereka ada (berkompetisi), sekaligus untuk “brain storming” menemukan ide-ide untuk konten kita.
4. Lakukan riset terhadap “influencer” yang setipe dengan target audiens, untuk menemukan hashtag yang relevan dengan konten kita.
Jangan lupa,
- Cek secara berkala “hashtag analytic” untuk mengetahui hasil dari strategi yang telah kita terapkan.
- Akun yang diseting pribadi (gembokan), tidak akan bisa mengoptimasi hashtag dengan maksimal
- Jika kita menambahkan hashtag ke konten yang sudah lama diposting (hashtag susulan), maka konten teresbut akan ditampilkan pada laman “hashtag suggestion” yang sesuai dengan kata tersebut, namun tidak menjadi postingan baru, melainkan menjadi postingan sesuai tanggal posting awalnya.
- Optimasi hashtag di bio dan IG story.
Hashtag yang tepat bisa didapat dengan mempertajam “strategic thinking” melalui percobaan A/B testing (trial & error) yang dilakukan secara terus-menerus.
Salam,
Wiwikwae.
Wah menarik. Makasih ilmunya. Sepertinya selama ini aku kurang optimal memanfaatkan hashtag. Besok2 kalo mau posting lagi tak coba ah ilmu ini.