Diam.
Itulah reaksi selanjutnya begitu judul selesai ditulis, terdiam. Bingung mau menulis apa. Beberapa kali sempat mengetik kata pembuka, namun lantas dihapus. Awalnya cuma menghapus satu kata, diganti dengan padanan kata yang lain. Tapi pas dibaca ulang lagi, malah menimbulkan keinginan untuk menghapus satu kalimat.
Begitulah “penyakit” yang sedang dialami oleh saya dan beberapa teman blogger. Kami ingin kembali rajin meng-Update Blog, namun seolah ada beban berat yg menganduli semangat kami. Beberapa saran yang masuk untuk mengobati “penyakit” ini,
“Menulis aja dulu. Editnya belakangan.”
(Sudah, tapi tetep aja berhenti di kotak draft).
“Rajin-rajin update blog aja, nanti juga lancar lagi hobi menulisnya.”
(udah, tapi semua tulisan tidak pernah sampai selesai. Ada sebagian yg berhenti di tengah jalan, sebagaian lagi tersimpan di draft karena merasa tulisan belum sempurna).
“Kalo bisa update di Path panjang, harusnya update blog juga bisa sih. Kan tinggal memindahkan medianya saja.”
(Konyolnya, pesan itu justru datang dari saya, seseorang yang sampai detik ini rajin menulis di path tapi jarang update blog).
Kenapa update blog ini bisa menjadi persoalan yang susah ditemukan pemecahannya bagi sebagian blogger? Padahal hasrat untuk update blog ada, ide tulisan juga ada, gambar untuk mempermanis tulisanpun sudah siap, lalu apa yg menjadi hambatannya? Sebagian blogger yang mencoba memaksakan update tulisan, ketika tulisan tersebut dibaca, seolah tak ada nyawa. Datar, dan terkesan dipaksakan hanya untuk memenuhi hasrat bisa update blog. Padahal tulisan-tulisan terdahulu mereka begitu hidup dan membuat larut si pembaca.
Apa penyebabnya?
1. Respon
Social media platform seperti Twitter, Facebook, instagram, Path, mengakomodir status (baik foto maupun tulisan panjang) yang dibuat bisa mendapatkan respon dengan lebih cepat dan masiv. Hal ini yang lantas menstimulus para blogger untuk mengisi konten mereka di socmed platform tersebut dibanding di blog. Bagi sebagian orang, respon terhadap status yang dibuat bisa menimbulkan adiksi tersendiri, terutama hasrat alamiah ingin diperhatikan. Emang di Blog nggak bisa dapat respon? Tentu saja bisa, namun bagi sebagian orang, respon yang lebih cepat dan lebih masiv menimbulkan kenikmatan tersendiri. Maka jangan heran, jika kemudian banyak melihat status-status caper bin drama di lini masa kita.
2. Kebiasan
Kebiasaan menulis pendek, membuat beberapa blogger akhirnya kesulitan untuk bisa menulis cerita/artikel yang lebih panjang. Nyawa tulisan mereka seolah ikutan menjadi pendek. Pas dipaksakan harus menulis panjang, nyawa tulisannya ikutan ngap2an dan alhasil tulisan panjang tersebut akan kehilangan nyawanya.
3. Poin ini sebenarnya tidak ada, namun karena saya penyuka bilangan ganjil, maka poin ini akan diisi tentang Teori Pembiasaan Klasik, Ivan P. Pavlov. Pavlov mengatakan bahwa kemampuan seseorang untuk membentuk kegiatan atau respon yang dibiasakan berhubungan erat dengan jenis sistem yang digunakan.
Oke, trus untuk bisa membuat tulisan panjang dan bernyawa seperti sebelumnya, cara apa yg harus dilakukan?
Lha ini saya sedang mencobanya.
Salam,
Wiwik W.
Setuju Mba sama point2nya, saya selalu mandeg dan berakhir di draft…malah skrg2 jarang update juga di sosial media lain.
Respon atau feedback yang cepat dari sosmed mungkin juga sih jadi adksi tersendiri, jadi ada usaha buat update biar banyak yg komen, coba klo di blognya juga banyak yang komen, atau minimal ngasih tombol like,pasti lebih rajin nulisnya hehe
Salam kenal Mba :)
yoiyoi.. andai komen blog bisa dituai seperti tahun 2006-2010 ya…
PERTAMAX!
*bookmark dulu
*digeprek
Habis bookmark, harus komen yaa
emang beda ya kalo ibu negara yang nulis *menjura
Komen seperti ini sangat dibutuhkan, buat menstimulus para blogger lupa update seperti diriku :))
*haus pujian
Kayaknya ini semua blogger ngalamin *kecuali yang produktif* Aku juga berusaha tetep susahe, mbak wik. haha
haha.. ayo nulis lagi, bair!
Ngga perlu tulisan panjang, Mba. Keinget kata Pakde Mbilung di acara BloggerCampID kemarin, tulisan panjang bikin capek yg nulis dan yg baca. Memang ya nggak semuanya juga begitu. Intinya, tergantung tulisannya, apakah memang benar butuh panjang atau tidak.
Blog itu ‘sakral’ dan istimewa, itu yg bikin kita ngga sembarangan update blog. Ngasal yg penting update aja. :’) Jangan dipaksakan. Tapi ya juga jangan pasrah saja. Tulisan pendek di social media, coba dikembangin lagi, ambil point of view yg lebih banyak.
Happy blogging, selamat ber-update blog lagi, MbakNyai!
Terima kasih, Helga.. Sering-sering berkunjung ke mari yaaa
Kalau memang sudah terbiasa menulis pendek, ya gak perlu dipaksakan utk memanjang lagi? Taruh aja 1 gambar, lalu postingannya 1-2 kalimat. Udah jadi lo. Itu yang kerap aku lakukan kalo iseng ikut Weekly Photo Challenge di WordPress. Hehehe.
Semangat Wik!
Waaah.. thanks buat idenya, bradley. Akan dicoba.
Hi!
hi, dooon..
Senangnya masih dikunjungi dirimu ^^
Saya malah susah kalau diminta nulis pendek *hiks
Makanya yang sering jadi kendala buat saya adalah waktu. Ide dan konsep sudah ada, memulai juga tidak sulit, tapi karena tulisan saya panjang jadinya butuh waktu yang panjang juga buat update.
Saya mungkin termasuk blogger yang masih lumayan aktif update postingan, lah gimana lagi? Kerjaan saya itu koq. Kalau gak update berarti saya ndak kerja hihi
I see… Kemungkinan karena ada tekanan “pekerjaan” tersebut, maka meskipun agak butuh waktu, tapi tetap bisa dikerjakan ya..
Iya Mah, kenapa kalau menulis di Path bisa mengalir gitu aja ya? Sedangkan di blog kudu punya ritual khusus bla-bla gitu. Ayo mah update blog lagi, biar menang award tahun depan. *ditoyor*
Hahaha… Okeee, ditooo
Tulisan yg mengharu biru :’)
hmmm…
jadinya mbak wik beli iphone.
dengan ini saya nyatakan kasus ditutup!
Budi membuka luka lama…
Saya akhir2 ini rada rajin update blog, soalnya dibayar *eh
Hehe, lepas dari itu, saya memang menemukan hobi baru, bikin review dan tip trik penggunaan gadget. Relatif sering, jumlah tulisan yg saya post jauh lebih banyak daripada perjanjian ????
hahahha… bagus, om. Lanjutkan!
jadi mana yang perlu diklik?
perkara yang sangat susah itu, buktinya sudah jarang2 dilakukan kwkwkwwk
Oooooh jadi ini blognya mbak wiwik kemaren empunya blogger camp! Halo mbak salam kenaaal! \:D/
Emang betul, setuju tuh. Sempet bahas juga yang poin nomor satu tentang app blogwalking dan gimana blogwalking bikin blog kita terasa “ramai”. Dan yang nomor dua, itu juga setuju. Kayaknya kalo udah main sosmed yang microblogging, napas nulisnya juga ikut kebawa pendek ya. Huhuhuhu.
Menulis aja dulu dan edit nya belakangan ini bener banget, gw suka banget nulis di email via hp trus mau mintahin ke laptop lalu ke blog bisa memakan waktu 3 minggu #lelah
Alias update itu malesin, tapi punya tanggung jawab kalo kita blogger kece mesti tetep update #Halah
nek aku sendiri mudah haha,m yang susah menulis artikel yang bermanfaat , karena harus menggabungkan artikel satu dengan yang lainya agar lebih komprehensif..
Kalau mudah blog ini pasti sudah update lagi sejak 2 November lalu *dikeplak* *komen tapi belum baca postingan* BAHAHAHAHA~
…mudah atau susahnya sesuatu tergantung niat ya ukhti..
masalah update blog kagak usah bingung kak, tinggal tulis saja apa yang ada di hati kamu :)
HAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAAHA.
udah cuma mau ketawa aja karena sempat merasa malas update blog begitu juga waktu lagi fokus menciptakan dan mendapatkan sesuatu dari Twitter @Herrommy.
Baiklah, Mbak…
Tapi, sebelum belajar (lagi) untuk update blog dengan tulisan yang panjang dan bernyawa, aku mau belajar blogwalking (lagi) aja dulu deh. Boleh kan ya? :D
hahah.. boleeeeh..
*langsung berkunjung balik