Kami duduk berhadapan di sudut Cafe yang tidak begitu rame. Saling bertatap sesaat, melakukan percakapan tidak penting yang sesekali diselingi tawa, saling bertukar cerita, dan kami pun menjadi akrab. Ini kali pertama saya bertemu dengannya.
“Namanya Desa Lapandewa, Wie.”
“Dimana itu?”
“Buton, Sulawesi Tenggara. Cuaca disana panasnya bisa sampai 40 derajat Celcius lho…”
“Oh… Wow!”
Dia pun melanjutkan cerita lainnya seputar Lapandewa.
Lapandewa, adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Desa menantang langit, karena terletak di ketinggian. Untuk mencapainya dibutuhkan fisik yang prima. Melewati padang yang tandus, tanjakan yang sudutnya hampir membentuk 90 derajat, jalanan yg tidak bisa dikatakan bagus plus berkelok-kelok ke atas.
Seram saya mendengarkan cerita kawan tersebut, namun eksotisme desa yang digambarkan melalui cerita-ceritanya membuat saya tak henti menanyakan banyak hal.
“Penduduknya ramah. Hampir 80 % penghuninya adalah wanita dan anak-anak. Para lelakinya merantau. Kalo di Jawa kamu sering mendengar istilah tanah berbatu, di Lapandewa kebalikannya. Di sana batunya bertanah.”
“Hah?”
“Iya.. batu bertanah… batu-batu yang dilapisi tanah. Untuk mengakali kondisi tersebut, ada seorang ibu yang mengambil tanah dari tempat lain, dibawanya menggunakan karung, kemudian dia buat menjadi sepetak dua petak lahan yang bisa dia tanami aneka macam sayuran. Untuk konsumsi pribadi. Dan kegiatan ini akhirnya ditiru oleh beberapa tetangganya.”
Saya ternganga…
“Soal air… ini masalah krusial sekali buat Lapandewa. Di sana, air hujan adalah harta. Kita tidak akan pernah melihat air hujan ditaruh sembarangan, apalagi sampai dibuang2. Mungkin karena letaknya yang teramat tinggi, Lapandewa kesulitan dalam pengadaan air tanah. Mereka mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Jika kamu lihat di foto ini, hampir di setiap rumah, di depan rumah mereka, ada bak penampungan air hujan. Bak itulah yang akan mencukupi kebutuhan air mereka sehari-hari.”
Ya. Penduduk setempat menampung air hujan yang mengalir melalui talang-talang air atap rumah, dialirkan menggunakan alat-alat sederhana, menuju ke bak penampungan air milik mereka masing-masing.
“Saya salut dengan salah satu penduduk di sana. Namanya Dirman. Dia mendirikan radio komunitas yang mengudara 24 jam, tujuannya memberi semangat, memotivasi, dan menghibur masyarakat sehingga mereka lebih bersemangat menjalani aktifitas di desa terpencil tersebut… ”
Kawan saya masih terus bercerita soal kehebatan dan kepedulian Dirman. Dan lagi-lagi saya hanya mampu terdiam, ternganga, dan terharu….
Di desa terpencil, dengan segala keterbatasan yang ada, laki-laki bernama Dirman ini masih punya kepedulian untuk memikirkan kehidupan yang lebih baik untuk desanya. Dia tidak memilih merantau, yang saat pulang kampung hanya membawa sedikit uang, karena hanya pekerjaan kasar yang mampu dikerjaan di daerah orang tersebut. Dia memilih tetap tinggal di desanya, membangun desa tersebut dengan ilmu yang dia punya, menjaga kehidupan desa tersebut tetap ada.
Alasan sederhana yang membuat mata saya berkaca-kaca…
Malam semakin larut, perbincangan soal Desa Lapandewa masih tetap menarik. Saya ambil buku catatan saya, menuliskan Lapandewa sebagai daerah yang kelak harus saya kunjungi, dan menuliskan nama Dirman pada daftar orang-orang berprestasi di negeri ini….
Adakah orang-orang semacam Dirman di daerahmu?
salam,
-wiwikwae-
ps : Thanks to Arfan untuk pinjaman foto-foto dan cerita serunya soal Lapandewa. I’m proud of you!
Mas Dirman dari Lapandewa layaknya pahlawan Jenderal Sudirman di masa sekarang ini..
Semoga Dirman menjadi salah satu yang mendapat award ini..
@gie : amiiiin…..
Membaca lapandewa, gambaran saya tidak beda beda dengan daerah dimana saya tinggal. Di gunungkiduk yogyakarta, air diperlakukan serupa, bahkan tanpungan air hujan sering kali ngga mencukupi dan bulan2 seperti sekarang sudah pada beli air tanki :((
@jarwadi : orang Gunung Kidul berarti masih lebih baik hidupnya karena bisa beli tanki air, mas. Lapandewa, mengingat medan yg teramat sulit dijangkau, sepertinya mustahil utk memesan tangki air dari luar :(
Salut sama mas Dirman…
*berpikir keras menggali memori adakah yang berprestasi begitu yang aku kenal yah*
wajib dikunjungin nih tempatnya
kayaknya masih banyak tempat yang tidak akan kita temui jauh, masih ada di negara kita…
salam kenal ya?
dari Pontianak Kota Khatulistiwa
*ikut berpikir*
siapa yaaaa yg dari Bawean?
oh waw. airnya langka, karena posisinya di ketinggian. ini udah mirip kaya nanjak gunung ciremai, dimana air cuma ada di bawah. tapi, pasti di sana ada pemandangan yang keren deh…
Butuh seratus juta orang seperti Dirman untuk mengosongkan Jakarta dan mengembalikan semua kemakmuran di desa-desa ya, Wie :)
@eka & rusa ; ayo berpikir lebih keras lagi! :D
@Rohani : Waah.. Pontianak, saya pernah mengunjunginya, meski baru sekali :)
@waterboom : yoi, pemandanganny kereen.. itu kalo merujuk sama foto2 koleksi si Arfan.
@DV : Ho oh. Andai banyak orang seperti Dirman ya… *melirik diri sendiri*
Yang dari semarang sapa ya…. :D
tuink tunik tuink….
ahhh, seandainya banyak yang bisa gitu ya.. (baca:saya)
ini malah nambahin penduduk jakarta dan sekitarnya.
Faktanya banyak orang hebat di negeri ini
Dirman adalah salah satunya
Salut!
Lapandewa itu kampungku… sebenarnya d Lapandewa orang merantau bukan hanya cr uang tp lebh untuk melanjutkan pendidikan, dan sekarang alhamdulilah sudh banyak masyarakt yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi,
I LOVE YOU LAPANDEWA
yah yah yah. .. aku juga orang lapandewa loh, wah ternyata lapandewa sudah banyak perbincangannya moga2 kedepannya lapandewa akan lebih maju lagi , amiin
Terharu baca kisah kampung halamanku ini :’-(
itulah kampungku…
membaca artikel anda, menggiring saya untuk ke Desa Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan. Sosok Dirman lah yang mengantarkan saya kesana. Namun sesampainya di Desa Lapandewa, sosok Dirman yang menjadi magnet tak aku jumpai. sedikit kecewa, sih.
Tapi setelah saya bercerita tentang sosok Dirman yang membangun radio komunitas, barulah saya diantar ke rumah Pak Arif, mantan Kepala Desa Lapandewa yang juga adalah kakak kandung sosok Dirman yang anda maksud.
Kepada Pak Arif, saya menceritakan kembali apa yang tertulis didalam Blog ini. dengan tersenyum-senyum, dia mendengarkan cerita saya.
Setelah selesai berceritera, pak Arif memberitahukan kepada saya bahwa Dirman yang dimaksud itu bernama HERISUN, seorang pemuda desa Lapandewa yang menjadi inspirasi banyak orang.
oleh pak Arif, saya dipertemukan dengan HERISUN (Dirman dalam artikel ini).
ternyata orang yang bersahaja ini, memang sangat luar biasa.
terima kasih, http://www.wiwikwae.com yang telah menulis artikel ini.
Pemuda Super dari Lapandewa
https://www.youtube.com/watch?v=B4t0xxwXgys
lapandewa is my vilage.
diatas bukit yang tinggi tak ku sangka bnyak yang mau melihatnya. smoga lapandewa menjadi kecamatan yang maju di buton selatan.
Lapandewa kampungku yang tercinta…
“LAPANDEWA” desa yg luar biasa, unik dan disitulah tanah kelahiran skaligus desa kebanggaanku.
itulah lapandewa banyak tersimpan hal unik di dalamnya, sehingga menarik perhatian banyak pengunjung untuk datang mengunjungi desa yang namanya LAPANDEWA ini…
saya orang Lapandewa tidak menyangka bisa dikunjungi banyak orang , semoga Lapandewa semakin lebih baik