Suara ombak pecah menghantam karang.
Kami masih terdiam. Menikmati anak-anak ombak yang bergulung menghantam pinggir pantai. Kepakan sayap beberapa burung yang sesekali terbang rendah, mengincar mangsa. Dan hembusan angin yang mengoyak tatanan rambut kami.
Tak kami hiraukan sisa hempasan ombak yang mulai menuju ke arah kami. Tak hendak beranjak. Tetap terdiam. Menikmati sore yang beranjak senja.
“Aku menyukai kamu. Kamu baik… baik banget malah. Pintar, tipikal wanita yang bagi seorang laki-laki hendak dibawa pulang untuk dikenalkan ke ibunya.”
Aku melihat ke arahnya sesaat. Tersenyum. Dan tetap terdiam. Menikmati senja yang mulai menguning.
“Aku bisa saja meneruskan hubungan ini. Tapi kalau aku teruskan… along the way, aku bakal nyakitin kamu. Dan itu yang tidak aku inginkan…”
“Karena?”
“I’m a bastard. A flirtatious person.”
Memandangnya sesaat dengan senyum mengembang. Menatap matanya. Dan aku tahu, dia berkata jujur.
“Hubungan ini akhirnya menjadi beban buatku, karena aku takut kelak aku menyakitimu. Bebannya bukan pada hubungan ini, tapi pada kekhawatiran bahwa aku ga bisa faithful.”
Tak hendak berkata apapun. Tetap diam. Tersenyum. Mendengarkan semua yang ia utarakan sembari sesekali menyibak anak-anak rambut yang menutupi sebagian wajahku.
“Kok dari tadi kamu cuma senyum-senyum saja?”
“Kamu merusak segalanya…..”
“Maksudnya?”
“Kamu merusak keheningan dalam hubungan ini.”
Dia menatap ke arahku, bingung.
“Aku tak ingin tahu tentang apapun yang barusan kamu bicarakan. Aku bahkan tak ingin tahu bahwa aku baik, bahwa aku tipikal orang yang ingin kamu bawa untuk kamu kenalkan ke ibumu. Aku juga tak ingin tahu bahwa ternyata… sudah tumbuh dalam dirimu rasa tidak tega untuk menyakitiku…..
… aku hanya ingin seperti ini. duduk berdua. diam dalam hening. menikmati apa yang bisa kita nikmati berdua. Tidak kurang dan tidak lebih….”
Kamu menatapku. lama. Seolah tak percaya dengan apa yang barusan kamu dengar. Terdiam lama…. kami saling bertatapan…
“Aku…. Aku….
“Sssstt….. “
Kubungkam mulutnya dengan bibirku. Lama kami saling berpagut. Tak menghiraukan air laut yang mulai pasang, yang merendam sebagian tubuh kami. Dan kami masih tidak beranjak. Masih terus berpagut. Menemani senja yang sebentar lagi pergi.
Hening.
Sesaat kemudian, kami mulai beranjak. Kami tahu, bahwa senja harus diakhiri oleh malam. Dan itu berarti saatnya kami untuk berpisah. Bergandengan tangan, kami menyusuri pinggir pantai yang mulai terlihat meredup. Gelap.
Malam. Seperti biasa selalu mengakhiri perjumpaan kami, karena masih ada pagi, yang akan kami sambut dengan peluk hangat dan tawa ceria.
Tapi entah untuk esok pagi. Aku tak bisa menjanjikan apapun atas apa yang akan terjadi esok hari.
Besok adalah milik sang waktu. Dan biarkan ia yang mengatakan kepada kami, apa yang akan terjadi kemudian.
Salam,
-wiwikwae-
*Silakan baca Tesserae (1)
Jadi adegannya dengan separuh badan terendam air laut? Ngeriii.. :D
@gie : Enggak separuh lah… sebagian bro, sebagian :))
Opo yo penak to Mah, sambil basah2an gitu? Biar bibirnya aja yang basah, bawahnya biarin kering. *komen opo to ikik?*
*ngebayangin mbak wiwik sama…. *
@isnuansa : wooh… mesti durung tahu ki, coba dicoba dong ya, biar tahu rasanya atas bawah basah semua *istighfar*
@ chika : sama siapa, chik? *deg2an
musti bentar lagi kelar novelnya inih dari Mbak Wiwik :D
@nike : hihihi… masih lamaaaa….. pengennya sih cepet :D
*diam, takut merusak keheningan*
pantai, malam, beberapa waktu dalam kondisi sebagian badan terendam air.. bayanganku kok malah masuk angin to?
*mlayu*
@oelpha : itu sore yoo…. *keplak*
*kecup mbak latree*
Benar-benar hening mbak baca tulisan mbak ini.. Bagus.. hehe.. :)
@frenavit : thanks ya… :)
hmmmmmm… #mengiman
*manggil Kak Iman kemari aaaaah*
*keplak chichi*
Pliket keno uyah segoro :)
Suka istilah ini “Kubungkam mulutnya dengan bibirku.”..
soalnya mbayangin berarti bibirku gede bianget yo iso mbungkam mulut *eh :)
*keplak doni ping 7*
*clingak-clinguk*
ketjub basah tak? *dikeplak :))
hmmm *lho, kenapa jadi ikutan Mas Iman:D*
Tulisan dari lubuk hati terdalam ya, Wik
Hai Wik.
Jejak pertama nih, di sini. Salam kenal ya, dan thanks udah mampir ke Baralek Gadang uda Vizon, dan baca tulisanku juga :D
Telat masuk Gudang nih daku, ternyata banyak tulisan keren didalamnya.
*jempol*
@indahjuli : kasih tahu ga yaaa…. hihi…
@puak : thanks sudah mau mampir :)
*keplak novels
hmmm….
kadang terlalu banyak hal yang diungkapkan jadi gak sakral “hening” lagi ya….
padahal maksudnya let it flow aja….
#sotoy
ko basah-basahab.. lah dari tadi tak lihat komentnya mbak wiwik kok main keplak-keplak gitu.. mbok ya nakal itu mulutnya di bungkam sama bibir yang basah… >.<
duh… tulisannya….
aku membaca ini sambil diam lho, Mbak..
sampe nggak berani komentar..
*nyingkrih*
hmmm….
bagus bamgeeett aku suka suka suka