Pemilu telah usai dilaksanaan pada 9 April kemarin. Angka hitung cepat terus saja bekerja, menyajikan gambaran partai-partai mana saja yang berada diurutan TOP 5.
Tidak hanya nama-nama partai yang tersiar diberbagai media terkait dengan hasil hitung cepat tersebut, namun muncul juga fenomena baru di kalangan para caleg yang gagal terpilih.
Disiarkan berita tentang maraknya kunjungan para caleg ke pusat rehabilitasi gangguan kejiwaan. Baik itu rumah sakit jiwa maupun pondok pesatren yang terkait dengan hal tersebut.
Para caleg yang gagal terpilih merasa frustasi karena tak sanggup membayar hutang yang dipergunakan untuk mendanai kampanye mereka dan beberapa diantaranya merasa tak kuat menanggung malu akibat kekalahan tersebut.
Yang lebih mengerikan lagi, beberapa diantara mereka ada yang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Miris.
Membayangkan jika negeri ini dipimpin oleh manusia-manusia bermental kerdil seperti mereka. Yang (mungkin saja) tujuan saat mencalonkan diri adalah demi sepetak ladang uang dibawah kursi panas yang kelak mereka duduki. Bukan karena benar-benar ingin menjadi aspirator bagi konstituen mereka. Mengangankan banyak hal untuk keserakahan diri pribadi, sehingga kala angan itu tak menjadi kenyataan, jiwa mereka menjadi sakit dan terganggu.
Saya tak ingin berburuk sangka dengan mengatakan bahwa begitulah stereotipe calon pemimpin negeri ini, jika tidak haus kekayaan ya haus kekuasaan.
Saya tetap percaya bahwa kelak negeri ini akan makmur kembali. Bahwa kolam susu itu hanya butuh kail dan jala untuk membuat ikan dan udang menghampirinya. Memetik setiap semaian benih diladang dan sawah nan menghijau. Seperti syair lagu yang dinyanyikan oleh Koes Plus beberapa waktu silam.
Mimpikah?
Ah, saya hanya ingin tetap berprasangka baik.
mbaaa mbaa…
lain kali kalo nulis tuh dipikir2 dulu…
ikan sama udang mana bisa hidup di kolam susu??
ckckc…
aku jadi prihatin sama menurunnya kualitas tulisan blogger indonesia…
Semoga mimpinya bisa terlaksana, meski dilalui dengan pelaksanaan yang agak morat-marit. :D
*ngakak baca komen dendi*
Mas Dendi ngga tau Koes Plus kali ya? :lol: :lol:
gile …
itu susu ga pake bh ..
:(
Wohhh sekarang ada kolam susu yang ada ikannya ya??
woh! ngomongke susu tenan to!
tiwas berprasangka baik!
tapi……optimis mbak! mari kita bermimpi! masa depan itu punya orang2 yang punya mimpi!
Kalian ga pernah “njamani” ada kolam susu berikan ya?
Kasihan sekali… kalian lahir di jaman yang semua sudah serba susah.
Makanya ga tahu betapa sebenarnya negeri kita ini makmur, gemah ripah loh jinawi.
Setuju sama Dendi
Mba Wiek besok lagi klo mo posting itu googling dulu biar jelas ini kritik ato doa…
*ngumpet di belakang tubuh besar dendi*
den, kalo mau komen sarapan dulu…. :))
Duh! Jadi kangen lagu2 Koes Plus…
“Bis sekolah yang kutunggu kutunggu… tiada yang datang, kutelah lelah berdiri berdiri, menanti-nanti…”
“Oh penyanyi tua…. lagumu sederhanaa… lagu dari hatinyaaa… terkenal dimana-manaaaa…”
“Setahuuuun… telah berlalluuuuu… kau putuuuuuuuuskan cintamuuu… pada… hari itu.. kutak tauuu… (JENG! JENG!) … apa dosaaakuuu…”
Huehuehuehue….
jadi caleg harusnya udah kaya duluan ya, jadi urusan legislatif nanti asli buat mengabdi pd negeri, bukan cari duit. yah semoga pemilihan berikutnya kita dikasih kandidat2 yg lebih baik :)
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman lho Mbak….
Kail dan jala cukup menghidupimu.. meski tanpa perahu….
lho opo iki… [ngelantur..]
wis niat arep komen serius dadi lali kabeh mergo moco komen e dendi (lmao)
gpp mbak, msh mending kualitas tulisan menurun drpd gak ketauan sama sekali tulisannya *tumben mbelo wiewae iki* (rofl)
Setau akyu lagu kolam susunya koes plus gak nyinggung-nyinggung soal udang sama ikan apalagi benih di ladang…
Koes plus versi 3 stanza ya mbak? temuannya (caleg) Roy Suryo :p
@dendi : itu namanya majas hiperbola. dimana untuk menggambarkan kemakmuran negeri ini dg pengibaratan kolam aja airnya dari susu, dll.
*duduk dg gaya manis sekali
ini pasti kebanyakan job konsultan cinta jadinya mikirnya ketinggian…
ck ck ck turut prihatin..
anak sd aja tau kalo udang dan ikan gak bisa hidup di kolam susu
@hars, tapi tidak lebih tinggi BTS yg kamu panjat.
*nguiikk
klo yang niatnya jelek mo ke kursi senayan.. mudah2an gak kesampaian ya? :)
Dendi nggak kenal Koes Plus tuh, nggak pernah menghargai sejarah sepertinya orang ini :lol:
ikutan ngakak mbaca komen yg pertamax itu…