Si gadis sontak memerah kala lelaki itu melontarkan kata-kata tersebut. Senang dan bimbang bergejolak jadi satu. Senang karena sebagai seorang wanita tentunya hal tersebut sangat menyentuh perasaan. Diajak menikah dengan seseorang yang dicintai adalah suatu kehormatan tersendiri, permintaan yang tak tergantikan dengan berjuta keindahan yang lain. Namun usia yang masih belum cukup matang membuat si gadis bimbang. Bimbang karena masih belum yakin apakah lelaki tersebut adalah yang terbaik untuknya. Ataukah masih ada lelaki lain diseberang waktu yang ternyata lebih baik lagi untuk dia anggukkan kepala kala kata ajakan tersebut terlontar.
Dan, si gadis memilih untuk menunggu waktu yang menurutnya tepat. Sembari menanti lelaki lain diseberang waktu yang mungkin ada. Kemudian pergilah sang lelaki tersebut, meninggalkan si gadis yang sesaat tertegun sedih.
Namun ternyata ketertegunan itu tidak sesaat, berkepanjangan, bahkan bertahun-tahun lamanya kesedihan masih bergelayut di wajah cantik si gadis. Aku bodoh! Kenapa tidak aku terima tawaran menikah itu sehingga tidak perlu kehilangannya. Kehilangan lelaki yang ternyata teramat dia cintai dan dia butuhkan untuk menemani sisa harinya di dunia ini. Semakin sedih lagi kala si gadis tahu bahwa beberapa lelaki yang dia temui diseberang waktu ternyata belum ada yang bisa menggantikan sosok si lelaki. Sosok ideal yang dia harapkan sebagai penanam benih di rahimnya kelak.
Nasi sudah menjadi bubur, dan si gadis harus mulai sadar dengan keadaan yang ditawarkan. Melupakan si lelaki dan mulai menyambut kehadiran yang lain, atau diam terpaku di depan pintu kebahagiaan yang telah tertutup untuknya.
Memilih yang lain. Itulah akhirnya yang menjadi pilihan si gadis, kala dia menemukan sosok unik yang lain. Sosok yang bisa membuatnya terlupa akan segala kesedihan di masa lampau. Sosok yang kemudian dengan berjalannya waktu juga menyampaikan kata keramat yang sama,
“MENIKAHLAH DENGANKU”
Sontak si gadis menganggukkan kepala, merangkul penuh haru lelaki tersebut, dan menulis sebuah janji dalam hati bahwa tak akan dia sia-siakan tawaran si lelaki dengan menyia-nyiakan kehidupan mereka berdua kelak. Ya! Belajar dari pengalaman, si gadis tak lagi bimbang dan menunggu sesuatu di ujung waktu yang belum jelas ujudnya. Si gadis sudah cukup merasa nyaman berada disamping lelaki yang ini, dan itu sudah cukup buatnya.
Namun ternyata, garis hidup berkata lain.
Mereka berdua tak pernah melaju ke jalan pelaminan. Janji yang tertulis, kandas di hantam sebuah ombak perbedaan yang tak bisa ditoleransi oleh kokohnya karang cinta.
Dan belajar dari pengalaman lagi, si gadis tak mau berdiam diri terlalu lama di pintu kebahagiaan yang telah tertutup paksa untuknya. Dia segera pergi dan berlalu dari situ, dan mulai menemui lelaki-lelaki lain lagi diseberang waktu.
Banyak, teramat banyak bahkan yang datang kepadanya. Namun tak satupun yang bisa menggetarkan hati si gadis. Bukan karena dia masih terbelenggu oleh sosok di masa lampau, namun si gadis mulai selektif.
Lelaki satu, baik, kaya, namun termasuk pria manja. Dan si gadis tak menyukainya, maka beralihlah dia.
Lelaki kedua, baik, tidak manja, tidak romantis. Si gadis masih berlalu
Lelaki ketiga, baik, romantis, tidak manja, tidak juga kaya. Si gadis tetap berlalu
Lelaki ke empat, baik, romantis, tidak manja, kaya, namun tidak dewasa. Dan….. si gadis…. Mulai merasa lelah.
Terpekur sendiri disepinya waktu.
Haruskah aku bersyukur atau menyesal???
Disyukurinya bahwa hingga detik ini dia bahkan tak pernah benar-benar tahu apa itu arti tidak dicintai. Namun kenapa lelaki-lelaki yang datang itu selalu sosok yang bukan dia inginkan?? Kenapa pada saat dia sudah menemukan sesuatu yang pas, tetap saja itu harus terenggut darinya??
Si gadis terdiam, mencoba mencari sendiri akan jawaban pertanyaannya itu.
Hingga akhirnya dia menemukan jawab tersebut.
Yang harus aku sesali adalah kebodohanku sendiri. Kebodohan yang tidak pernah melihat sesuatu dengan hati. Kala hati berdengung keras mengatakan tentang pilihannya, dia abaikan hanya karena sebuah pemikiran yang didasari oleh pandangan kasat mata yang serampangan dalam menentukan sebuah nilai. Bukankah Tuhan memberikan sesuatu itu atas dasar apa yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan oleh umatnya? Karena Tuhan pulalah yang paling tahu apa yang menjadi kebutuhan sang umat tersebut.
No body’s perfect rite?
Kemudian berkacalah si gadis di sebuah cermin kejujuran, dan ditemukan banyak kekurangan dalam dirinya. Teramat banyak malah. Jadi, sangat tidak fair jika si gadis kemudian menuntut sebuah kesempurnaan dibalik kekurangan diri yang sangat banyak itu.
Aah… sekarang aku tahu jawabnya!
Sebuah jawab yang kelak disampaikan kepada lelaki itu kala berucap,
MENIKAHLAH DENGANKU!
Ps : aku dedikasikan buat seorang kawan yang masih ragu akan kata hatinya. Hidup terlalu indah untuk diisi dengan printilan-printilan masalah yang tidak penting untuk dibahas sob!
suatu kalimat yang sudah sangat umum dan kita tau semua, tapi jarang kita menyadarinya:
sesuatu akan tampak sangat berharga ketika dia sudah pergi dari kita.
keraguan adalah bumbu, dan sangat manusiawi, yang terpenting adalah bagaimana kita menghadapi keraguan itu.
bagaimana?
ya kembali ke tujuan awal.. apa sih tujuanku hidup?
kenapa aku mesti takut akan hal-hal yang mungkin datang…
justru di situlah harta karunnya, di hal-hal yang kita tidak akan pernah tau bagaimana nantinya akan berjalan.
faktor surprise dan pengetahuan baru,
pengalaman-pengalaman baru yang mendebarkan,
menakutan,
dan pada akhirnya membahagiakan, karena banyak hal yang pasti bisa kita petik..
gw bangeeeettttt, tq buat yg nulis ini…!!!
waaaaahh.. tengs mbak.
artikelnya gue banget.
makasih udah menyadarkanku.
waow…
jangan lupa pake pengaman wiek
bingung mau ksh komen apa…
coz aq ga ngalamin apa yg tertulis diatas…
krn aq trmsk org yg sngat simple dlm berfikir
aq katakan YA ketika cow yg kucintai mengajakku merried*walau usiaq msh muda
krn waktu itu aq cukup berfikir,
aq mencintainya,dan aq gak mau kehilangannya…
lagi pula bukankah didunia ini cow dan cew memiliki perbandingan 1:4
so aq gak mau jd yg ke 4 wakkkakkkkk
Wah mba wiek..
jadi mak jless di hati.
Jadi pingen nikah ma mas E..
berdasarkan pengalaman pribadi ya mbak?? *dilempar high heels*
Jadi saipa yang mau di kawinin ??? *telp Penghulu*
@ susey : beruntunglah kamu, hehe..
waktu tidak harus diputar mundur sayang,
hany dibutuhkan keberanian untuk melawan segala ketakutan itu.
someone who still love you.
cuma lewat buat baca komenya suseystar.
Mbaq wie… sesok nek ketemu aku dicritani wae tulisanmu iki yo… gek masles moco seng melow-melow….
@udey : kwareepmyuh!
kalo ga bisa pilih 1 ..pilih 2
kalo ga bisa pilih 2 ..pilih 3
kalo ga bisa pilih 3 ..pilih 4
kalo ga bisa pilih 4 .. kamu emang kebangetan nduk ….
wes ndang nikah ….
wes ono seng nembak to ? nunggu opo maneh ?
kesuen tinggal !!! (jek eling to kata2 kui ? )
@ didit : kyahahaha… asem ik. Mengingatkanku akan si rangga. Lha kamu kesuwen yo tak tinggal tho ya.. *ngibriiit nyangking bebek
hmm..
hmmm..
hmmmm..
hmmmmm..
hanya ingin tahu siapakah lelaki beruntung itu.
Kalo ada lelaki yang bilang, “Menikahlah denganku” ke saya, dijamin kena pentung!
tulisannya bagus.
thanks wie, saya jadi tersadar.
yay! ceritanya sangat “nendang”. kirain ini dari film korea… :D
*abis ada poster filmnya*
kowe arep manten karo simon? kok jare simon mbalik…
buat anonymous…orangnya aku wakaakkakakakak
buat okiii…untung bukan homo :d
buat maya…cepetan berdoa ..n sholat hehehe
buat yg nulis ….
rangga setia menunggu kok
bebeke tinggal wae …
ngko tak bakare
@ didit : mas.. mas.. ini blogku. lha kok sampeyan sing mbales2i tho?
*ndusel2
buat di_2t, selamat! Jaga baik-baik bidadariku.
jika tidak salah, anda yang yang tinggal di Semarang? Bukankah kalian sudah putus?
sori buat yg punya blog….bukan maksud apa ….hanya biar diriku tambah tenar …
* siap2 difoto……..
klo ada yang berkata gt pada mbak wiwik, jawabmu gmn mbak?
buat mbak wik, semoga cepet ada yang ngajak deh…
biar cepet dapet setengah agamamu mbak.
tulisannya bagus mbak.
memberikan pencerahan buat saya.
terima kasih
puji Tuhan, ketika lamaran yang kesekian itu datang, hatiku langsung bilang “yes, i do”.
cumaaa…..yg bikin maju mundur, selain masalah ribet di indonesia, juga karena males ngebayangin ribetnya pernikahan.
nikah itu bukan solusi, beib.
nikah itu jadi ibadah, krn di sana adl sarana untuk mencuci jiwa dari serpihan2 ego.
enakan kawin :P
trus… kapan kamu nikah mbak ???
*ngepel jalan tol*
@restlessangel : aku tahu perasaanmu met
@lowo : nunggu kamu
*kalem
Wah ceritanya bagus banget mbak.
Makasih dab menghibur hati, hehehe
Rusydi
http://americanscholarships.blogspot.com
* s e m a p u t *
walah rayuannnya kadiyo manukemprit kang ketembak
ha ha sekarang ni saya yang masuk mbak salam
kenal
@mas rusydi, hehe.. akhirnya nyampe juga disini
serius nih wik dah siap..jadi malu nih dibilang wiwik kaya gini hehehe :D
berdecak decak ckckckckckc ….
kasian ya, memang itu seperti cerita hidupku sendiri. tapi hidup adalah perjuangan, kita tidak pernah tahu apa yang terbaik utk kita, sampai kita berpisah dengannya..
YWB…
terima kasih…a tersentuh..semoga aku tidak mengalaminya. meski hampir.. terima kasih, sekali lagi.
Kata kuncinya adalah:
Jangan pernah takut tuk melangkah, Tuhan pasti akan memberikan apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Alangkah nikmat dan tenangnya hidup kita kalo sudah meyakini hal tersebut, rasanya hidup tidak ada beban.
ditulis sdh lama, baru baca sekrg.crta yang menarik..saya kutip isi ctanya *sangat tidak fair jika si gadis kemudian menuntut sebuah kesempurnaan dibalik kekurangan diri yang sangat banyak itu*
Mbakyu, judul artikel lawas ini menarik perhatianku, kirain mau bahas lagunya Java Jive :D . Ikut trenyuh bacanya, sepertinya sosok itu adalah… ahh sudahlah… =))
@ewyt : siapa, mbak? siapaaa..?? :p